Wednesday, December 25, 2019

MONKASEL


It’s almost year 2020 and it’s time for holiday. YAY!!!!!
As long as I can remember, we always spend old and new at home. Staycation. Males aja ke luar kota karena semua pasti punya tujuan yang sama. Jadinya macet. Meskipun sudah ada Tol Trans-Jawa, di mana-mana yang namanya kendaraan kalau keluar di saat yang bersamaan yang ada jadinya padat. Tourist attractions juga naik wahanyanya pasti antri lama. Hello, Dino Park Jatim Park 3, naiknya mungkin 15 menitan, nunggunya 2 jam (gapapa, yang penting dua bocah happy)
Naik pesawat? Tiket mahal, buk. Kalau ada rencana dari tahun sebelumnya, mungkin bisa beli tiketnya dulu. Ini memang tidak ada rencana dan tidak ingin, bahkan si Pak Suami sudah mengumpulkan ransum untuk bekal hibernasi selama liburan.
Akhir November tiba-tiba ingat eh, Surabaya kan punya Suroboyo Bus (makasih Bu Risma, love you to the moon and back). Naiknya tidak pake uang, sebagai gantinya pake botol atau gelas plastik. Mulai deh gerilya cari info bis tayo dan tourtist attractions-nya kota tercinta. Mumpung liburan lumayan jauh, masih sempat jadi pengepul botol *eh*
D-day was coming. Ceritanya nyoba yang deket dulu, ke Monkasel (Monumen Kapal Selam/Surabaya Marine Monument). Dua bocah semangat jalan ke halte terdekat. Belum sampai di halte, kelihatan busnya sudah jalan, kelewatan. Lhooooo…. Padahal sebelum berangkat sudah lihat posisi bis terdekat di app GoBis. Masih tidak nutut juga. Yah maklum lah, langkah anak-anak sama jalannya bus yang meskipun maks 50 km/jam, semacet apapun pasti kalah. Note: kalau mau jalan ke halte, posisi busnya harus lebih jauh lagi.
Singing while waiting for the bus
  Okay, we waited for the next bus di halte, yang bukan halte. Cuma bus stop sign di pinggir jalan, tidak ada tempat duduk, tidak ada tempat berteduh. Untung tidak hujan, tidak seberapa panas. Banyak mobil, sepeda motor, bahkan truk kecil juga lewat. Kebayang ndak sih, itu kita nunggunya hampir 1 jam!!! Dua bocah yang awalnya excited, sempet nyanyi-nyanyi juga, lama-lama ngomel. Mama, mana kok lama?
Finally, we got on the bus. Aaannd… we got off 15 minutes later then walked to Monkasel. Ha… ha… first impression was not too good (untungnya dua bocah masih mau diajak naik Suroboyo Bus lagi, on next post). 
Turun dari bus lalu lanjut jalan
Pesan untuk Bapak Ibu Dishub Surabaya, tolong banyakin dong armada Suroboyo Bus-nya, biar nunggunya tidak kelamaan.
Langsung aja ke TKP.
HTM-nya IDR 15,000/orang include diputerin film. Diberitahu ibu yang jualan di dalem situ kalau ada film tapi sudah selesai filmnya. Dengernya cuma 10 menitan dan jadwal berikutnya masih lama. Aku putuskan tidak nonton makanya tidak tahu filmnya tentang apa.
Submarine cuma kena jepret separo ajasaking gedenya
Torpedo haluan
Bed-nya para submariner
Pintu menuju ruangan berikutnya
Lagi nyetir submarine (bener ndak sih itu kemudinya)
Torpedo buritan
 Sori foto-fotonya buram, capture dari video soalnya. Kira-kira seperti inilah di dalam kapal selam. Sempit dan tidak bisa lari-larian. Di tempat tertentu harus menunduk kalau mau lewat. Susah ya, secara badan tentara kan gede dan tinggi. Salut sama mereka.


Guys, jalan-jalan sampai di sini dulu ya. Kita lanjut ke postingan berikutnya. Ditunggu…

No comments:

Post a Comment

Bonbin