It’s almost year 2020 and it’s time for holiday. YAY!!!!!
As long as I can remember, we always spend old and new at home.
Staycation. Males aja ke luar kota karena semua pasti punya tujuan yang sama.
Jadinya macet. Meskipun sudah ada Tol Trans-Jawa, di mana-mana yang namanya
kendaraan kalau keluar di saat yang bersamaan yang ada jadinya padat. Tourist
attractions juga naik wahanyanya pasti antri lama. Hello, Dino Park Jatim Park
3, naiknya mungkin 15 menitan, nunggunya 2 jam (gapapa, yang penting dua bocah
happy)
Naik pesawat? Tiket mahal, buk. Kalau ada rencana dari tahun sebelumnya,
mungkin bisa beli tiketnya dulu. Ini memang tidak ada rencana dan tidak ingin,
bahkan si Pak Suami sudah mengumpulkan ransum untuk bekal hibernasi selama
liburan.
Akhir November tiba-tiba ingat eh, Surabaya kan punya Suroboyo Bus (makasih Bu Risma, love you to the moon and back). Naiknya tidak
pake uang, sebagai gantinya pake botol atau gelas plastik. Mulai deh gerilya
cari info bis tayo dan tourtist attractions-nya kota tercinta. Mumpung liburan lumayan
jauh, masih sempat jadi pengepul botol *eh*
D-day was coming. Ceritanya nyoba yang deket dulu, ke Monkasel (Monumen Kapal Selam/Surabaya
Marine Monument). Dua bocah semangat jalan ke halte terdekat. Belum sampai
di halte, kelihatan busnya sudah jalan, kelewatan. Lhooooo…. Padahal sebelum berangkat sudah lihat posisi bis terdekat
di app GoBis. Masih tidak nutut juga. Yah maklum lah, langkah anak-anak sama
jalannya bus yang meskipun maks 50 km/jam, semacet apapun pasti kalah. Note:
kalau mau jalan ke halte, posisi busnya harus lebih jauh lagi.
![]() |
Singing while waiting for the bus |
Okay, we waited for the next bus di halte, yang bukan halte. Cuma bus
stop sign di pinggir jalan, tidak ada tempat duduk, tidak ada tempat berteduh. Untung
tidak hujan, tidak seberapa panas. Banyak mobil, sepeda motor, bahkan truk
kecil juga lewat. Kebayang ndak sih, itu kita nunggunya hampir 1 jam!!! Dua bocah yang awalnya excited, sempet
nyanyi-nyanyi juga, lama-lama ngomel. Mama, mana kok lama?
Finally, we got on the bus. Aaannd… we got off 15 minutes later then
walked to Monkasel. Ha… ha… first impression was not too good (untungnya dua
bocah masih mau diajak naik Suroboyo Bus lagi, on next post).
![]() |
Turun dari bus lalu lanjut jalan |
Pesan untuk Bapak Ibu Dishub Surabaya, tolong banyakin dong armada
Suroboyo Bus-nya, biar nunggunya tidak kelamaan.
Langsung aja ke TKP.
HTM-nya IDR 15,000/orang
include diputerin film. Diberitahu ibu yang jualan di dalem situ kalau ada film
tapi sudah selesai filmnya. Dengernya cuma 10 menitan dan jadwal berikutnya
masih lama. Aku putuskan tidak nonton makanya tidak tahu filmnya tentang apa.
![]() |
Submarine cuma kena jepret separo ajasaking gedenya |
![]() |
Torpedo haluan |
![]() |
Bed-nya para submariner |
![]() |
Pintu menuju ruangan berikutnya |
![]() |
Lagi nyetir submarine (bener ndak sih itu kemudinya) |
![]() |
Torpedo buritan |
Sori foto-fotonya buram, capture dari video soalnya. Kira-kira seperti
inilah di dalam kapal selam. Sempit dan tidak bisa lari-larian. Di tempat
tertentu harus menunduk kalau mau lewat. Susah ya, secara badan tentara kan
gede dan tinggi. Salut sama mereka.
No comments:
Post a Comment